Sunday, June 7, 2015

Salmonella typhosa Dibalik Penyakit Tifus



DI BALIK PENYAKIT TIFUS
TIFUS? BAGAIMANA BISA? SIAPA PENYEBABNYA?
Salmonella typhosa

Tifus, penyakit yang sering didengar tapi kita kadang tidak terlalu peduli siapa yang menyebabkan penyakit ini. Tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa. Klasifikasinya sebagai berikut:

Kingdom                     : Bacteria
Phylum                       : Proteobacteria
Class                           : Gammaproteobacteria
Ordo                           : Enterobacteriales
Family                         : Enterobacteriaceae
Genus                          : Salmonella
Spesies                         : Salmonella typhosa

Sumber: (http://itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Salmonella%20sp.pdf)




1.    WHAT?
APA CIRI MORFOLOGINYA?
Salmonella typhosa merupakan bakteri batang gram negatif dan tidak membentuk spora, serta memiliki kapsul. Bakteri ini juga bersifat fakultatif, dan sering disebut sebagai facultative intra-cellular parasit. Dinding selnya terdiri atas murein, lipoprotein, fosfolipid, protein, lipopolisakarida (LPS) dan tersusun sebagai lapisan-lapisan (Dzen, 2003). Termasuk bakteri gram negatif karena tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode  pewarnaan gram. Bakteri ini tahan hidup dalam air yang membeku, bergerak dengan flagel peritrik, tipe metabolisme bersifat fakultatif anaerob, ukurannya 2-4 mm, hidup dalam kondisi aerobik dan anaerobik fakultatif, tumbuh pada suhu antara 5–47C dengan suhu optimum 35–37C, dan dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0 dengan pH optimum 6,5-7,5.


2. WHERE?
DIMANA HABITATNYA?
Habitat alaminya di usus manusia dan hewan. Karena habitat aslinya yang berada di dalam usus manusia maupun binatang, bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacteriaceae (Brooks, 2005). Lingkungan yang menjadi sumber bakteri ini antara lain air, tanah, serangga, pabrik, dapur, kotoran hewan, dan makanan mentah. Bahan pangan dapat bertindak sebagai substrat atau perantara bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen dan menularkan penyakit.



3.    WHEN
SAAT KAPAN BERPERAN NEGATIF?
S. typhosa berperan negatif saat suhu di lingkungan menjadi hangat, maka dari itu infeksi oleh bakteri ini lebih banyak terjadi saat musim panas dan mudah masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang dimasak dengan proses pemanasan tidak tepat. Salmonella mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat. Saat yang paling mudah terserang oleh bakteri ini yaitu saat suatu organisme memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.


4.    HOW
BAGAIMANA PROSES PENGINFEKSIANNYA?
Infeksi terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Saat makanan yang terkontaminasi masuk ke dalam usus, di dalam usus halus Salmonella berpenetrasi di epitel dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia yang terjadi saat  penetrasi menyerupai fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain. Salmonella mengandung kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam.




BAGAIMANA GEJALA YANG DITIMBULKAN?
Gejala umum tampak 12-36 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala-gejala tersebut yaitu :
a.       Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari.
b.      Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
c.       Diare, sakit kepala, muntah-muntah, pusing, demam dan kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil.
d.      Hilangnya nafsu makan.
e.       Memiliki masa inkubasi 7-14 hari.


5. WHY
MENGAPA KUAT TERHADAP SUHU PANAS?
Pada Salmonella memiliki tiga jenis antigen utama, yaitu :
a.       Antigen somatik atau antigen O. Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap pemanasan 100°C, alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung lipopolisakarida. Antibodi yang terbentuk terhadap antigen O adalah IgM.
b.      Antigen Flagel atau antigen H. Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak spesifik. Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60°C. 
c.       Antigen Vi atau antigen kapsul. Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada  bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan  pemanasan 60°C selama 1 jam.



6. HOW
BAGAIMANA SOLUSINYA?
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan transmisi Salmonella sp. Maka perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah, cara memasak air dan bahan makanan secara benar untuk pencegahan (Karsinah et al, 1994).
Sebagai pencegahan, menjaga kebersihan makanan dan lingkungan menjadi hal utama yang harus dilakukan. Hindari makanan mentah dan cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas. Saat memasak makanan harus sampai matang, dan dilakukan dengan suhu di atas 60°C. Menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi seimbang, istirahat, dan olahraga. Sebagai pengobatan bisa menggunakan antibiotik, contohnya ciprofloxacin. Namun penggunaan antibiotik dengan rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan resistensi bakteri.


SIAPA YANG MENERAPKAN SOLUSINYA?
Usaha pencegahan dilakukan oleh diri masing-masing. Usaha pengobatan tentunya dilakukan oleh dokter yang ahli di bidangnya. Namun sebaik-baiknya pengobatan, masih lebih baik pencegahannya.


BAGAIMANA USAHA PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT?
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat yakni dengan mengadakan Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta sumber kontaminasi dari ketersediaan air.







DAFTAR PUSTAKA

Dzen, Sjoekoer. M, dkk. Bakteriologik Medik. Malang: Bayumedia. 2003

Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti. Batang Gram Negatif. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994

pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 11:00 WIB

Rah Marbun. Salmonella. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31283/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 6 juni 2015, pukul 19.42 WIB

Wike Marelita. Makalah Salmonella. http://www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA. Diakses pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 09:20 WIB


61 comments:

  1. Momordica charawia. L. atau irambatan pertumbuhan Salmonella typhi lebih dikenal sebbagai pare merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang digUnakan untuk penurunan panas, obat cacing, sakit saat haid, memperlancar ASi, obat batuk, pembersih darah, obat sakit diabetes, siphilis dan kencing nanah. Buah pare nrerupakan salah satu bagian dari tanaman pare yang mengandung ribosom lnactivaiing Protein (RIP). protein tersebut mampu menghambat sintesis protein dengan menghambat kerja ribosom. Kemudian ekstrak pare ini mampu menghambat pertumbuhan Salmonella typhi. Banyak orang yang telah meneliti tentang ini. Ini sesuai dengan referensi http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4753&val=433

    itu saja tambahan dari saya, paparan yang bagus ana. terimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya telah membaca sumber yang disarankan dan saya cukup terkejut. Cukup terkejut dengan banyak manfaat yang dikandung oleh pare, namun banyak yang tidak menyukai pare karena rasanya yang pahit tapi dibalik rasa pahit itu banyak mengandung manfaat yaa. Terima aksih delsa telah membantu melengkapi artikel saya, luar biasa :)

      Delete
  2. Artikel yang bagus annaa ;) tentu saja penyakit ini banyak dijumpai bahkan dari pengalaman sendiri saya pernah mengalaminya. Tentu saja pengobatan dari penyakit ini diperlukannya obat dr dokter. Tapi tahu tidak ternyata ada sebuah pengobatan antimikroba yg telah di teliti di Oxford University Clinical Research Unit ? :D . yaitu Fluoroquinolones (FQ) adalah pengobatan antimikroba yang direkomendasikan untuk tifus, infeksi sistemik parah yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar Typhi. Cara kerja nya dgn menghambat bakteri trs agar tdk berkembang dan mau tau bagaimana kelanjutan informasinya? Silahkan cek ini  http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24327559 semoga bermanfaat yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kembali terungkap, ternyata ada alternatif pengobatan lainnya selain menggunakan antibiotik. Penelitian tersebut sangat mambantu kita dalam menemukan pengobatan lain untuk penyakit tifus yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri ini. Namun seperti yang telah saya jelaskan pada artikel di atas, bahwa sebaik-baiknya pengobatan yang dilakukan masih lebih baik dilakukan pencegahannya. Jadi kita harus selalu menjaga kesehatan dan hidup bersih. Terima kasih kak, informasi yang sangat bermanfaat :)

      Delete
  3. wah bagus sekali ana artikelnya, informatif dan juga menarik 
    typus, gejalanya saja sudah sangat tidak enak, badan panas, menyebabkan penderita tak bias beraktifitas banyak. Nah, menurut literatur yang saya baca, cara mencegah penyakit typus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Makan dan minuman yang kita konsumsi haruslah benar-benar matang untuk menghindari bakteri salmonella typhosa masuk dan menginfeksi tubuh kita.
    Selain itu juga menjaga lingkungan tetap bersih. Lingkungan yang bersih mengurangi potensi munculnya bakteri ini beserta inangnya seperti lalat, kecoa, tikus dan sebagainya sehingga penyebarannya dapat dihambat. Selalu ingat untuk mencuci tangan sebelum makan juga salah satu cara menghambat penyebaran bakteri ini.
    Cara yang terakhir adalah vaksinasi.
    Bias dilihat selengkapnya di link berikut http://artikelkesehatanwanita.com/bakteri-penyebab-typus.html

    Terimakasih, semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju dengan pernyataan euis yang menyatakan bahwa menjaga lingkungan tetap bersih dapat mengurangi potensi munculnya bakteri jahat, karena memang pencegahan yang paling utama dilakukan yaitu menjaga kebersihan lingkungan. Dan memang benar bahwa, selain antibiotik juga dapat dilakukan vaksinasi sebagai pencegahan maupun pengobatan. Terima kasih euis, informasi yang bermanfaat sekali :)

      Delete
  4. Trimakasih ana penjelasan detailnya mengenai Salmonella thyposa yang lengkap. Saya akan menambahkan mengenai Jenis-jenis vaksin II yaitu Thypoid Vaccines yang tersedia bagi penderita terinfeksi oleh Salmonella, kini ada 3, yaitu:
    1.Vaksin inactivated whole-cell (menginaktivasi seluruh sel pathogen). Tiap inividu, direkomendasikan dosis tunggal setiap 3 tahun.
    2..Ty21: merupakan vaksin hidup untuk S. typhi. Dikonsumsi secara oral (melalui mulut) sejumlah 4 dosis. Efektif selama 7 tahun.
    3.Vi polysaccharide vaccine: dari polisakarida Vi yang dimurnikan berasal dari S. typhi. Ditransfer ke dalam otot. Untuk memelihara pertahanan tubuh. Revaksinasi direkomendasikan setiap 3 tahun. Vaksin-vaksin tersebut di atas telah menunjukkan 70-90 % effektif mengobati infeksi oleh kelompok Salmonella
    https://www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna, memang banyak informasi yang belum dicantumkan di dalam artikel di atas. Dan mengenai sumber yang disarankan, sebenarnya sama dengan sumber yang telah dicantukan pada daftar pustaka di atas, namun terima kasih sifa karena telah membantu menyempurnakan artikel ini. Sangat menarik :)

      Delete
  5. Artikel yang sangat komunikatif dan bermanfaat sekali bagi orang yang terserang tifus. Hanya ingin menambahkan, ternyata selain dapat berkembang dalam saluran pencernaan, Salmonella typosa juga bisa di tumbuhkan melalui media. Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella ). semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar farrisa, bakteri tersebut memang bisa dikembangkan di suatu media seperti yang biasa kita lakukan di lab, dan memiliki bentuk yang menarik pula. Tambahan yang super sekali, terima kasih farrisa :)

      Delete
  6. Artikelnya mudah dipahami sangat jelas sekali pemaparannya...
    gak jarang juga ya saya mendengar tentang penyakit ini karena sering sekali ditemui, dan saya pun salah satuny yang pernah mengalami.. ternyata penyakit ini memang sering ditemui pada negara yang tengah berkembang seperti Indonesia, tetapi jarang ditemui di negara maju... gejala lain yang belum disebutkan Anna akan saya tambahkan, seperti: sakit flu, perut terasa kembung, mata agak kekuningan dan air kencing berwarna agak kecoklatan..

    Seperti itu... terimakasih Anna.... :D

    sumber:
    Admin. Penyebab Tifus. http://penyebabtifus.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambahan yang membantu melengkapi artikel, bermanfaat sekali firda. Sebagai salah satu orang yang pernah mengalami penyakit ini tentu firda lebih paham mengenai gejala-gejala awal, bagaimana proses pengobatannya, dan bagaimana pencegahannya supaya tidak kembali mengalami penyakit itu lagi. Mungkin saran saya kepada firda, firda bisa membantu ke orang lain untuk turut menjaga kesehatan lingkungan supaya mencegah timbulnya penyakit berbahaya lainnya. Terima kasih firda :)

      Delete
  7. artikel yang sangat menarik Ana, Salmonella typhosa merupakan bakteri fakultatif, ia dapat bertahan pada organ intestinal sel inang yang rendah akan oksigen, salah satunya mencari sumber lain selain oksigen sebagai penerima elektron dalam metabolisme tubuhnya, antara lain nitrat, nitrit, atau fumarat (https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Salmonella_typhi) Terima Kasih Ana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sudah membaca sumber yang disarankan liya, dan ternyata memang benar adanya bahwa Salmonella typhosa merupakan bakteri fakultatif. Dan sesuai dengan yang telah dijelaskan pada artikel di atas bahwa Salmonella typhosa memiliki tipe metabolisme bersifat fakultatif anaerob. Terima kasih liya :)

      Delete
  8. Artikel yang sangat menarik Anna :)
    saya setuju atas penjelasan Anna dalam artikel diatas, mengenai bakteri Salmonella typhosa yang menjadi pemicu dari penyakit Tifus khususnya pada pernyataan Anna dalam artikel diatas yaitu "S. typhosa berperan negatif saat suhu di lingkungan menjadi hangat, maka dari itu infeksi oleh bakteri ini lebih banyak terjadi saat musim panas dan mudah masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang dimasak dengan proses pemanasan tidak tepat. Salmonella mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat. Saat yang paling mudah terserang oleh bakteri ini yaitu saat suatu organisme memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah."
    Izin menambahkan ya Anna terkait solusi dalam mengobati seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella typhosa tersebut yaitu dengan meminum obat herbal dari ekstrak cacing tanah jenis Lumbricus rubellus, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak cacing ini menghambat pertumbuhan Salmonella typhosa secara in vitro.
    Dapat dibaca selengkapnya pada link dibawah ini
    http://www.farmakoterapi.com/obat-tipes/
    Terimakasih Anna, semoga bermanfaat untuk kita semua :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menggunakan obat kimia secara terus menerus memang kurang baik, maka dengan informasi yg ditambahkan hani menambah alternatif pengobatan lain secara herbal. Sangat bermanfaat, terima kasih hani :)

      Delete
  9. Setuju dengan pemaparan Anna dakam artikel diatas :) menambahka sedikit yaa Anna dalam sumber http://ahliherbal.com/jurnal/antibiotik-untuk-bakteri-salmonella-typhi-1585.html selain antibiotik dari jenis Fluorokuinolon dan Sefalosporin ada beberapa jenis antibiotik lain yang dapat digunakan untuk melawan bakteri S. Typhi ini. Menurut Bansyat, antibiotik lain tersebut antara lain: azitrimisin, ampisilin dan amoksilin. Semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penggunaan antibiotik memang baik dalam upaya pengobatan tapi lebih baik tidak dilakukan secara rutin yaa. Terima kasih heti sudah memabantu melengkapi artikel di atas :)

      Delete
  10. Artikel yang informatif :) Bakteri penyebab typus perlu diwaspadai kemunculannya. Harus lebih berhati-hati karena memang penyakit typus Penyebarannya umumnya dari makanan dan minuman yang tercemar serta lingkungan yang kurang bersih. Jika dibiarkan tanpa penanganan penyakit typus dapat menyebabkan komplikasi pembuluh darah jantung, anemia, radang paru-paru, radang hati, ginjal, tulang. Dapat menyebabkan kematian pada penderita karena septicemia, gagal jantung, gagal ginjal atau pneumonia.
    Dengan penanganan yang tepat bakteri salmonella typhosa dapat dijinakkan. Cara penanggulangan salmonella typhosa yang paling baik saat ini adalah pemberian antibiotik seperti yang ana paparkan. Tetapi referensi yang saya baca http://artikelkesehatanwanita.com/bakteri-penyebab-typus.html bahwa Pemberian antibiotik yang tepat terbukti dapat mengobati 99% kejadian penyakit typus . Beberapa jenis antibiotik yang diberikan adalah Kloramfenikol, Tiamfenikol, Kotrimoksazol, dan Sefalosporin. Dosis yang diberikan umumnya berbeda-beda tergantung dengan umur penderita serta tingkat keparahan penyakitnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemberian antibiotik memang diperlukan tapi benar kata nihlah harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan sesuai dengan umur penderita. Namun sekali lagi saya ingin menyarankan bahwa penggunaan antibiotik secara terua menerus tidam baik untuk dilakuka . terima kasih nihlah :)

      Delete
  11. hai anna, pemaparan yang ana sajikan sudah sangat menarik dan informatif sekali. saya setuju dengan pemaparan anna yang sajikan tentang penyakit typus khususnya. gejalanya selain yang dipaparkan oleh anna juga masih ada lagi seperti gejala lain yang belum disebutkan seperti: sakit flu, perut terasa kembung, mata agak kekuningan dan air kencing berwarna agak kecoklatan.
    untuk penjelasan lebihnya dapat di cek ke Admin. Penyebab Tifus. http://penyebabtifus.com/

    terimakasih anna :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saran yang diberika selly kurang lebih sama dengan saran yang telah diberika euis. Dan memang gejala awak ini harus dikenali sejak dini untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit tersebut. Terima kasih selly, sangat membantu :)

      Delete
  12. Artikel yang sangat menarik, Salmonella thyposa bakteri ini sudah tak asing lagi dalam ingatan kita yaa bakteri ini yang menyebabakan penyakit tifus. Saya sangat setuju dengan pemaparan artikel yang telah dibuat oleh Anna. Mohon izin menambahakan bahwa Salmonella menjadi bakteri yang paling kompleks dibandingkan enterobacteriacea lain, oleh karena bakteri ini memiliki lebih dari 2400 serotipe dari antigen bakteri ini. Infeksi bakteri ini bersumber dari manusia, namun kebanyakan Salmonella sp menggunakan binatang sebagai reservoir infeksi pada manusia, seperti babi, hewan pengerat, ternak, kura-kura, burung beo, dan lain-lain.

    Adapun info lebih lengkap dapat diaskes pada:
    http://www.pustakasekolah.com/bakteri-salmonella.html

    Terima kasi Anna, artikelnya sangat membantu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya baru tahu kalau salmonella merupakan bakteri paling kompleks diantara kelompok bakteri enterobacteriaceae lainnya, cukup membahayakan ya berarti. Tambahan yang luar biasa, terima kasih dian :)

      Delete
  13. Artikel yang dibuat oleh Anna sangat menarik, informatif dan komunikatif. Dari pemaparan artikel disinggung bahwa Salmonella typosa merupakan penyebab penyakit tifus. Sedikit menambahkan bahwa tifus ini merupakan penyakit yang terjadinya karena adanya peradangan usus. Biasanya penyakit ini mudah menular melalui makanan, jari tangan atau kuku, muntah,lalat bahkan feses. Kita dapat mencegah agar tidak terjangkit penyakit tifus ini dengan cara selalu menjaga kebersihan diri, istirahat yang cukup, memakan-makanan yang tidak terkontaminasi dan meminta Vaksin Tifus atau Tifoid pada dokter. Selanjutnya, dapat dibaca lebih lanjut pada http://gejalatifus.com/cara-mencegah-penyakit-tifus/.
    Terima kasih dan semoga bermanfaat^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya artikel di atas sudah dilengkapi dengan cara pencegahannya, namun memang menyadari bahwa artikel di atas masih jauh dari sempurna, maka dari itu terima kasih evin atas sumber lain yang disarankan untuk melengkapi artikel di atas. Sangat informatif :)

      Delete
  14. nice :) setuju banget sama kata-kata "Usaha pengobatan tentunya dilakukan oleh dokter yang ahli di bidangnya. Namun sebaik-baiknya pengobatan, masih lebih baik pencegahannya". karena kalau pengobatan kan sudah otomatis ya kita terjangkit penyakit, sedangkan untuk pencegahannya kan kita belum terkena penyakit itu :") alhamdulillah saya belum pernah kena tifus *ya mudah-mudahan ngga terjadi* , namun pemaparan yang kamu jelaskan di atas sangat memberikan informasi yang mendalam tentang penyakit tifus yang disebabkan oleh bakteri, dan untuk yang belum pernah kena penyakit ini dengan membaca pencegahan di atas dapat lebih berhati-hati lagi dalam memilah ataupun memasak makanan..
    hemm izin menambahkan ya na :) seperti yang kita ketahui untuk penyakit-penyakit biasanya para medis memberikan antibiotik, namun ada pula cara tradisional yang dapat kita lakukan untuk membuat obat herbal dalam mengatasi tifus pada anak-anak dan dewasa. bisa menggunakan tumbuhan seperti kunyit, pepaya (sumber : http://mulaisehat.com/obat-penyakit-tipes-alami-pada-anak-dan-dewasa/), dan adapula yang menggunakan hewan filum annelida seperti cacing tanah (sumber : http://ahliherbal.com/obat-tipes-panas-demam-cacing-tanah-739.html)
    teşekkür ederim anna :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar indah, memang salah satu kelemahan artikel di atas belum dilengkapi dengan informasi mengenai obat herbal apa saja yang dapat dijadikan alternatif untuk mengobat penyakit tifus ini. Seperti yg tekah dijelaskan delsa bahwa pare bisa dijadikan obat, hani juga menjelaskan bahwa cacing bisa dijadikan obat, dan ada informasi baru yang terungkap bahwa kunyit dan pepaya juga bisa dijadikan obat tifus. Ini sangat bermanfaat dan tertarik untuk mencari informasih lebih lanjut, terima kasih indah :)

      Delete
  15. penyakit tifus ini merupakan penyakit yang sudah tidak asing didengar, siapapun bisa terkena penyakit ini bila tidak menjaga pola makan dan makanan yang dikonsumsinya. Pengalaman saya yang pernah juga mengalami tifus ini sungguhlah menyedihkan dan berharap jangan sampai penyakit ini menyerang kita lagi. Tapi jika sudah terlanjur terserang penyakit ini ada cara pengobatan alami yang ingin saya beritahukan selain yang telah disebutkan di atas, yaitu dengan menggunakan buah sawo muda. Bagaimana caranya ? caranya sebagai berikut :

    1. Sawo muda 5 buah (cuci sampai bersih).
    2. Setelah itu parut buah sawo sampai lembut.
    3. Kemudian peras menggunakan air bersih.
    4. Untuk anak-anak bisa meminum ramuan ini satu kali sehari selama 2 hari.
    tidak hanya itu, penderita juga bisa menggunakan timun segar yang sudah diparut dan airnya diminum
    sumber http://manfaat.co/obat-penyakit-tipes-alami-tradsional.html
    terimakasih dan semoga bermanfaat yaa anna :D
    Sedangkan untuk orang dewasa bisa meminum ramuan ini selama 4 hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Satu fakta lagi terungkap bahwa sawo yang biasa kita nikmati manis nya ternyata bisa dijadikan sebagai obat, tidak disangka. Kenyataannya sawo merupakan salah satu buah yang banyak digemari, jadi sawo mungkin bisa menjadi salah satu pilihan yang banyak diminati sebagai obat. Sangat bermanfaat amel, terima kasih :)

      Delete
  16. Terimakasih untuk informasinya anna sedikit menambahkan S. typhi juga dapat menimbulkan demam tifoid dan demam seperti tifoid pada manusia. Banyak organ yang dapat terinfeksi, menghasilkan lesi/cacat pada permukaan organ. Tingkat kematian karena demam tifoid adalah 10%, sedangkan tingkat kematian pada kebanyakan salmonellosis sebesar 1%. Septicemia juga dapat terjadi karena Salmonella terkait dengan infeksi lanjutan pada semua sistem organ. Selain itu dapat terjadi Postenteritis reactive arthritis (radang sendi sebagai reaksi terhadap infeksi pada saluran pencernaan) dan Reiter's syndrome (rematik sistemik, yang selain menyerang persendian, juga menyerang organ lain), yang umumnya terjadi 3 minggu setelah infeksi.
    Selengkapnya>> http://www.cfsan.fda.gov/~mow/intro.html
    Terimakasih :)

    Dela rahma

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju dengan pernyataan kakak, bahwa memang penyakit tifus yang sudah mencapai tingkat tinggi akan menyebabkan kematian bagi penderita. Maka menjadi lebih penting bagi kita untuk mengenali gejala awal penyakit ini dan segera melakukan usaha pengobatan bagi yang menderita penyakit ini. Terima kasih kak, sangat berguna :)

      Delete
  17. Artikel yang di bahas oleh anna sangat informatif dan menrik sekali. Festi hanya ingin menambahkan tentang penanganan bahan panagan yang baik dapat mencegah adanya bakteri salmonella thyposa antara lain:

    • Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usaimencicipi sendok tersebut langsung dicuci dengan air hangat.

    • Bahan pangan yang tidak dikemas, jangan langsung diletakkan pada rak refrigerator(kulkas)

    • Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkandari bahan pangan yang sudah masak atau matang

    • Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisahantara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak.
    • Miliki peralatan masak yang berbeda seperti papan pemotongan (talenan) untuk bahan panganmentah dan yang sudah dimasak..

    • Bahan-bahan yang didinginkan (dalam refrigerator) harus disebar dan mendapatkansirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode puncak.

    • Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dinginyang mengalir

    • Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 60 ̊ c dan makanan dingin di bawah 5 ̊ c

    • Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenakterlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora sukahidup pada suhu yang ekstrem.

    • Jangan gunakan peralatan yang sama untuk bahan pangan mentah dan yang sudahdimasak atau unggas

    • Cuci sebaik-baiknya peralatan makan dan masak dengan air yang sangat panas dandeterjen

    • Besihkan dapur hingga sedetail-sedetailnya

    • Hindari penggunaan talenan berbahan kayu

    • Pelihara standar higienis yang tinggi pada tiap individu. Hindari kontak dengan bahan pangan menggunakan jari tangan, namun gunakan sarung tangan atau penjepit makanan
    (tongs)
    Sumber : https://www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumber yang festi sarankan sudah saya baca sebelumnya dan merupakan salah satu sumber yang saya jadikan acuan dalam penyusunan artikel ini. Namun informasi yang festi berikan sangat membantu, supaya pembaca kain juga bisa mendapatkan tambahan informasi ini. Terima kasih festi :)

      Delete
  18. artikel anna sangat bagus dan komunikatif sekali. saya membaca di referensi bahwa ternyata pada penderita yang tergolong carrier, bakteri dapat terus menerus berada di kotoran dan air seni sampai bertahun - tahun. sangat mengerikan sekali, dan bisa saja menular pada bayi yang dilahirkan oleh wanita yang tergolong carrier karna penyakit ini. anna bisa lihat lebih jelasnya di referensi ini^^
    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38885/3/Chapter%20ll.pdf

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahaya yang ditimbulkan memang bisa berpengaruh pada bayi yang berada di dalam kandungan. Teguran untuk kita sebagai perempuan, supaya menjaga kesehatan dan selalu memperhatikan makanan yg kita konsumsi, baik dalam kondisi biasa maupun kondisi hamil suatu saat nanti. Terima kasih ayu, bermanfaat sekali :)

      Delete
  19. hai anna di rumah, artikel yang anna ulas tentang bakteri Salmonella typosa jadi saya hanya akan sekedar menambah kan bagaimana proses masuknya bakteri ini bisa masuk kedalam tubuh manusia, Penularan demam typhoid terjadi melalui mulut, kuman
    S.typhi
    masuk ke dalam tubuh melalui makanan/minuman yang tercemar ke dalam lambung, ke kelenjar limfoid usus kecil kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Kuman dalam peredaran darah yang pertama berlangsung singkat, terjadi 24-72 jam setelah kuman masuk, meskipun belum menimbulkan gejala tetapi telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. Pada akhir masa inkubasi 5 - 9 hari kuman kembali masuk ke aliran darah (kedua kali) di mana terjadi pelepasan endoktoksin menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam typhoid. Masa inkubasi rata-rata 7 - 14 hari. Manifestasi klinik pada anak umumnya bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi.Salmonella tahan terhadap kondisi lingkungan, tetapi sensitif terhadap proses pengeringan dan pembekuan. Proses pembekuan walaupun menurunkan jumlah Salmonella, tetapi tidak membunuh bakteri ini secara total. Inaktivasinya dilakukan dengan pemasakan, dan suhu pasteurisasi cukup untuk membunuhnya. Kontaminasi silang bisa terjadi jika daging mentah atau air daging kontak dengan makanan yang sudah dimasak atau makanan yang akan dimakan mentah seperti lalap ( sumber : https://www.academia.edu/7412951/BAB_I_PENDAHULUAN_Salmonella )

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambahan yang luar biasa mazidah, sebenarnya sumber yang mazidah berikan juga merupakan sumber yang saya gunakan, hanya saja tidak semua saya masukkin ke dalam artikel. Tapi informasih yang mazidah berikan sangat detail, dan melengkapi artikel saya, terima kasih mazidah yang nun jauh disana :)

      Delete
  20. nice bnget anna artikelnya.. salmonella emang so sweet banget yaah,,
    berdasarkan artikel dari food info , S. typhi biasanya menyebabkan septicemia (infeksi bakteri di dalam aliran darah) dan menimbulkan demam tifoid atau demam seperti tifoid pada manusia. Bentuk-bentuk salmonellosis yang lain umumnya menimbulkan gejala yang lebih ringan.
    Gejala akut – Mual, muntah, kram perut, diare, demam, dan sakit kepala. Akibat kronik – gejala arthritis (radang sendi) mungkin muncul 3-4 minggu setelah dimulainya gejala akut.
    Masuknya organisme Salmonella dari rongga perut ke dalam sel epithelium usus halus di mana kemudian terjadi peradangan; ada bukti bahwa enterotoksin juga diproduksi, mungkin di dalam enterocyte.
    selanjutnya makanan yang sering jadi pembawa bakteri ini diantaranya: Daging mentah, daging unggas, telur, susu dan produk susu, ikan, udang, kaki katak, ragi, saus salad, campuran kue, hidangan penutup dengan isi dan lapisan krim, gelatin kering, mentega kacang, dan coklat.
    see more http://www.food-info.net/id/bact/salm.htm

    thanks anna, sukses teruss. lanjutkaaan !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya saya agak bingung, apa yg dimaksud suadah dengan mengataka bahwa bakteri ini so sweet? Karena sebagian besar yang saya ungkapkan pada artikel di atas yaitu peranan negatif dari bkter itu. Lagi-lagi memang makanan yang menjadi sasaran empuk untuk perantara bakteri masuk ke dalam tubuh, maka dari itu ada kewajiban untuk suadah agar selalu mengingatkan orang-orang untuk selalu menjaga kebersihan makanan mereka yaa. Superrrr buat suadah, terima kasih :)

      Delete
  21. wow ternyata masuknya bakteri ini bisa melalui makanan toh, linda baru tau jadi nambah wawasan lagi deh dari artikel ana. artikel yang cukup bagus na ,dan pemaparannya cukup jelas, dari nama bakterinya saja kita sudah bisa tau kalo bakteri ini menyebabkan penyakit tifus, karena bakteri ini bisa masuk ke tubuh kita melalui makanan berarti kita harus berhati-hati lagi dalam mangkonsumsi makanan dari kebersihannya agar dapat terhindar dari penyakit ini, ijin menambahkan ya na ternyata penyakit ini bisa dideteksi dengan Anti-Salmonella Typhi IgM. Tes Anti-Salmonella typhi IgM/IgG merupakan solid phase dari immunochromatographic untuk deteksi antibodi IgG dan IgM pada Salmonella typhi serum, plasma atau darah secara cepat dan kualitatif. Tes ini pada dasarnya merupakan tes awal yang mana pada tataran tertentu, tes-tes selanjutnya yang lebih spesifik perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi infeksi Salmonella typhi.untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di http://buletinkesehatan.com/anti-salmonella-typhi-igm/. semoga bermanfaat ya na, sukses terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak dipungkiri lagi bahwa kebersihan makanan menjadi hal paling penting yang harus kita perhatikan, karena melalui makananlah bakteri bisa masuk ke dalam tubuh. Mengenai antibodi IgM sudah sedikit disinggung pada artikel di atas namun memang belum terlalu detail, dan tambahan informasi dari linda sangat melengkapi. Terima kasih yaaa :)

      Delete
  22. artikel yang sangat bagus dan bermanfaat, saya hanya ingin menambahkan sedikit mengenai penyakit yang ditimbulkan bakteri ini, penyakit tifus yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhosa dapat diatasi dengan mengonsumsi ekstrak cacing tanah, selengkapnya bisa ana baca di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31010/5/Chapter%20I.pdf. semoga bermanfaat, terimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambahan informasi dari fitri kurang lebih sama dengan tambahan informasi yang telah diberikan oleh hani dan indah yang menyatakan bahwa cacing tanah bisa dijadikan sebagai alternatif obat herbal untuk obat tifus. Terima kasih telah melengkapi :)

      Delete
  23. Tambahan untuk artikel Anna :D dar sumber http://www.pustakasekolah.com/bakteri-salmonella.html

    S. typhi membentuk asam dan gas dari glukosa dan mannosa. Organisme ini juga menghasilkan gas H2S, namun hanya sedikit (Winn, 2006).

    Lalu, Komplikasi serius yang mungkin terjadi akibat tipus adalah pendarahan yang biasanya muncul pada minggu ketiga, yaitu :


    Pembengkakan pada otot jantung
    Pneumonia
    Pembengkakan pada pankreas
    Infeksi ginjal atau kandung kemih
    Infeksi tulang belakang (osteomyelitis)
    Infeksi dan pembengkakan pada membran (meningitis)
    Permasalahan mental seperti halusinasi, paranoid dan delirium

    Sumber : http://meetdoctor.com/topic/typhoid-tipus

    Terima kasih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agak menyeramkan memang apabila suatu penyakit telat di tangani, akhirnya menimbulkan gejala-gejala yang makin parah. Maka dari itu pengenalan gejala awal perlu diketahui dan segera dilakukan upaya pengobatan untuk mencegah penyakit lebih parah lagi. Terima kasih audina sudah membantu menambahkan, super sekali :)

      Delete
  24. wah... tambah wawasan baru lagi deh mengenai penyakit tifus setelah baca artikel yang dibuat Anna :) artikel yang dipaparkan Anna sudah sangat lengkap. Namun, saya ingin menambahkan sedikit, bahwa Bakteri penyebab typus ini hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan dan sering sekali menular melalui makanan dan minuman yang tidak higienis. Makanan seperti daging dan telur yang berasal dari hewan yang terjangkit bakteri salmonella typosa juga dapat menjadi sumber infeksi penyakit ini. Dalam tubuh bakteri salmonella typhosa akan masuk kedalam lambung manusia kemudian masuk lagi ke usus. Di dalam lambung sebenarnya jumlah bakteri tersebut telah berkurang oleh adanya hambatan dari HCL yang ada di lambung, namun apabila jumlah bakteri tersebut terlalu banyak tentu bakteri tersebut tidak dapat seluruhnya mati. Ternyata daya hambat HCL akan berkurang saat Salmonella typhosa masuk bersama cairan yang dapat mengencerkan HCL yang ada didalam lambung. Jika salmonella typhosa berhasil lolos dari lambung maka bakteri tersebut akan masuk ke dalam usus halus.
    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat disini: http://artikelkesehatanwanita.com/bakteri-penyebab-typus.html

    Terima kasih :) semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penambahan yang luar biasa windy dan setelah membaca sumber yang sindy ajukan, saya setuju bahwa HCL di dalam lambung dapat menghambat bakteri namun tidak dalam jumlah yang banyak. Dan apabila bakteri ini ada dalam jumlah yang banyak, barulah bakteri ini berperan negatif. Terima kasih windy, sangat menarik :)

      Delete
  25. artikel yang sangat menarik dan informatif dari anna, karena seperti kita ketahui penyakit tifus akhir-akhir ini semakin sering menyerang tubuh tidak tua maupun muda dengan pola hidup yang buruk sehingga kekebalan tubuh tidak mampu melawan bakteri ini. penjelasan anna juga sudah sangat rinci dan lengkap ditambah lagi komentar teman-teman yang menambahkan informasi mengenai bakteri ini sehingga artikel anna semakin berkembang. mungkin saya hanya ingin menambah variasi lain dari pencegahan penyakit typus ini, seperti yang dijelaskan pada sumber http://www.obatpenyakittipes.com/cara-pencegahan-penyakit-tipes/
    terima kasih anna, good job! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang usaha pencegahan harus dilakukan sebanyak dan sedini mungkin untuk meminimalisir kemungkinan muncul nya penyakit, karena seperti yang telah jelaskan di atas bahwa sebaik-baiknya pengobatan masih lebih baik pencegahannya. Terima kasih putri, sangat super :)

      Delete
  26. tambahan informasi untuk anna tentang treatment bakteri Salmonella ini silahkan klik http://emedicine.medscape.com/article/228174-treatment terima kasih :D

    ReplyDelete
  27. artikelnya sanagt menarik dan informatif sekali khususnya untuk kita mahasiswa yang dekat dengan penyakit typus ini.. apalagi anak kosan yang jarang meenjaga makanannya.. saya baru tahu ternyata bakteri ini bisa menyebabkan typus mealui makanana ynag kita makan ya.. artikenya sanagt lengkap dan jelas sekali ana..
    saya ingin menambahkan sedikit antibiotik yang bisa digunakan untuk yang sudah terkena typus selain ciprofloxacin .. diantaranya Kloramfenikol, Tiamfenikol, Kotrimoksazol, dan Sefalosporin. Dosis yang diberikan umumnya berbeda-beda tergantung dengan umur penderita serta tingkat keparahan penyakit. Untuk itu saran dokter sangat diperlukan.
    da untuk pencegahannya bisa dilakukan vaksinisasi. Vaksinasi typus terbukti mampu menurunkan angka potensi terinfeksi salmonella typosa sebesar 70%.
    sumber : http://artikelkesehatanwanita.com/bakteri-penyebab-typus.html
    trimakasih ana .. semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar gina, vaksinasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan, kalau gina sendiri sudah melakukan vaksinasi belum sebagai usaha pencegahan? hayooo. Alangkah lebih baik kalau gina juga mengingatkan orang-orang sekitar untuk melakukan vaksinasi juga ya gina, terima kasih gina :)

      Delete
  28. subhanallah ya artikelnya sangat lengkap, sistematis dan rapi :). zakiyah setuju dengan tulisan anna bahwa bakteri Salmonella typhi memiliki endotoksin, ciri khas toksin yang dimiliki bakteri gram negatif dan memiliki 3 antigen utama salah satunya adalah antigen Vi. menurut sumber yang zakiyah baca http://web.uconn.edu/mcbstaff/graf/Student%20presentations/Salmonellatyphi/Salmonellatyphi.html bahwa antigen Vi dapat meningkatkan virulensi :) thank anna semangat ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar zakiya, antigen utama itulah yang menyebabkan bakteri ini kuat terhadap suhu panas, sehingga saat kita sedang memasak suatu makanan, harus di proses dengan suhu minimal di atas 60 derajat. Terima aksih zkaiya telah membantu menambahkan :)

      Delete
  29. wahhh artikel yang sangat komunikatif, menarik dan mudah dipahami na :). penyakit dan bakteri ini memang sudah sangat familiar yah, dengan pembahasan ini jadi lebih mudah mencerna informasinya. hanya ingin menambahkan saja, penyakit typus juga menyebabkan komplikasi pada usus, khususnya usus halus. bisa terjadi pendarahan dsb. bisa dilihat disini yah http://penyebabtifus.com/. terimakasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar, penyakit ini memang akan semakin parah apabila tidak dilakukan pengobatan dnegan secepatnya, bahkan bisa menimbulkan kematian. Terima kasih rani, sangat bermanfaat :)

      Delete
  30. wah wah waah penyakit tifus sering sekali kita dengar. ohiya sebelumnya terima kasih pada ana yang sudah menyajikan artikel ini dan sungguh sangat bermanfaat loh bagi kita sebagai pembaca. berhubung artiel yang ditulis ana sudah sangat jelas. moda hanya ingin menambhakan penyebab dan gejala lainnya yang disebabkan dari penyakit tifus yang dilansir pada web http://penyakittifus.com/ semoga bermanfaat ya anaa :):):*:*:*:*

    ReplyDelete
  31. baca judul artikel ini inget film yang berjudul DI BALIK 98 kalo ga salah hehehe.. dizaman sekarang ini penyakit tyfus memang sangat populer :D.. sedikit tambahan aja ya ternyata penyakit ini bisa dicegah oleh obat tradisional yaitu buah labu air (Lagenaria siceria).
    http://eprints.ung.ac.id/6409/2/2012-1-48401-821309034-bab1-11082012081458.pdf

    ReplyDelete
  32. Cara reproduksi bakterinya gimana?

    ReplyDelete