Sunday, June 7, 2015

Salmonella typhosa Dibalik Penyakit Tifus



DI BALIK PENYAKIT TIFUS
TIFUS? BAGAIMANA BISA? SIAPA PENYEBABNYA?
Salmonella typhosa

Tifus, penyakit yang sering didengar tapi kita kadang tidak terlalu peduli siapa yang menyebabkan penyakit ini. Tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa. Klasifikasinya sebagai berikut:

Kingdom                     : Bacteria
Phylum                       : Proteobacteria
Class                           : Gammaproteobacteria
Ordo                           : Enterobacteriales
Family                         : Enterobacteriaceae
Genus                          : Salmonella
Spesies                         : Salmonella typhosa

Sumber: (http://itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Salmonella%20sp.pdf)




1.    WHAT?
APA CIRI MORFOLOGINYA?
Salmonella typhosa merupakan bakteri batang gram negatif dan tidak membentuk spora, serta memiliki kapsul. Bakteri ini juga bersifat fakultatif, dan sering disebut sebagai facultative intra-cellular parasit. Dinding selnya terdiri atas murein, lipoprotein, fosfolipid, protein, lipopolisakarida (LPS) dan tersusun sebagai lapisan-lapisan (Dzen, 2003). Termasuk bakteri gram negatif karena tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode  pewarnaan gram. Bakteri ini tahan hidup dalam air yang membeku, bergerak dengan flagel peritrik, tipe metabolisme bersifat fakultatif anaerob, ukurannya 2-4 mm, hidup dalam kondisi aerobik dan anaerobik fakultatif, tumbuh pada suhu antara 5–47C dengan suhu optimum 35–37C, dan dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0 dengan pH optimum 6,5-7,5.


2. WHERE?
DIMANA HABITATNYA?
Habitat alaminya di usus manusia dan hewan. Karena habitat aslinya yang berada di dalam usus manusia maupun binatang, bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacteriaceae (Brooks, 2005). Lingkungan yang menjadi sumber bakteri ini antara lain air, tanah, serangga, pabrik, dapur, kotoran hewan, dan makanan mentah. Bahan pangan dapat bertindak sebagai substrat atau perantara bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen dan menularkan penyakit.



3.    WHEN
SAAT KAPAN BERPERAN NEGATIF?
S. typhosa berperan negatif saat suhu di lingkungan menjadi hangat, maka dari itu infeksi oleh bakteri ini lebih banyak terjadi saat musim panas dan mudah masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang dimasak dengan proses pemanasan tidak tepat. Salmonella mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat. Saat yang paling mudah terserang oleh bakteri ini yaitu saat suatu organisme memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.


4.    HOW
BAGAIMANA PROSES PENGINFEKSIANNYA?
Infeksi terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Saat makanan yang terkontaminasi masuk ke dalam usus, di dalam usus halus Salmonella berpenetrasi di epitel dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia yang terjadi saat  penetrasi menyerupai fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain. Salmonella mengandung kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam.




BAGAIMANA GEJALA YANG DITIMBULKAN?
Gejala umum tampak 12-36 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala-gejala tersebut yaitu :
a.       Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari.
b.      Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
c.       Diare, sakit kepala, muntah-muntah, pusing, demam dan kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil.
d.      Hilangnya nafsu makan.
e.       Memiliki masa inkubasi 7-14 hari.


5. WHY
MENGAPA KUAT TERHADAP SUHU PANAS?
Pada Salmonella memiliki tiga jenis antigen utama, yaitu :
a.       Antigen somatik atau antigen O. Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap pemanasan 100°C, alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung lipopolisakarida. Antibodi yang terbentuk terhadap antigen O adalah IgM.
b.      Antigen Flagel atau antigen H. Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak spesifik. Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60°C. 
c.       Antigen Vi atau antigen kapsul. Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada  bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan  pemanasan 60°C selama 1 jam.



6. HOW
BAGAIMANA SOLUSINYA?
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan transmisi Salmonella sp. Maka perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah, cara memasak air dan bahan makanan secara benar untuk pencegahan (Karsinah et al, 1994).
Sebagai pencegahan, menjaga kebersihan makanan dan lingkungan menjadi hal utama yang harus dilakukan. Hindari makanan mentah dan cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas. Saat memasak makanan harus sampai matang, dan dilakukan dengan suhu di atas 60°C. Menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi seimbang, istirahat, dan olahraga. Sebagai pengobatan bisa menggunakan antibiotik, contohnya ciprofloxacin. Namun penggunaan antibiotik dengan rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan resistensi bakteri.


SIAPA YANG MENERAPKAN SOLUSINYA?
Usaha pencegahan dilakukan oleh diri masing-masing. Usaha pengobatan tentunya dilakukan oleh dokter yang ahli di bidangnya. Namun sebaik-baiknya pengobatan, masih lebih baik pencegahannya.


BAGAIMANA USAHA PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT?
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat yakni dengan mengadakan Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta sumber kontaminasi dari ketersediaan air.







DAFTAR PUSTAKA

Dzen, Sjoekoer. M, dkk. Bakteriologik Medik. Malang: Bayumedia. 2003

Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti. Batang Gram Negatif. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994

pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 11:00 WIB

Rah Marbun. Salmonella. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31283/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 6 juni 2015, pukul 19.42 WIB

Wike Marelita. Makalah Salmonella. http://www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA. Diakses pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 09:20 WIB